Touring Merdeka 2 MRC
KESEJUKAN udara pegunungan Puncak, Bogor, Jawa Barat, merambat perlahan. Menelusup ke seantero kulit tubuh. Rasa dingin mulai tertepis hangatnya persahabatan puluhan bikers MRC yang bersimpuh di halaman Villa Anne, Puncak. Mereka berdatangan dari Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Bandung, dan Serang, Banten.
Terlihat antusiasme mereka mengikuti Touring Merdeka, 16-17 Agustus 2009. Itu adalah touring kedua yang kedua kali digelar MRC untuk memperingati 64 tahun kemerdekaan Indonesia.
Villa Anne terletak di sisi kanan jalan dari arah Ciawi menuju Cianjur. Persisnya jelang Gunung Mas atau sekitar 93 kilometer (km) dari Jakarta. Villa tersebut memiliki empat bangunan dan kolam renang. Area parkir bisa menampung sekitar 100 motor dan halaman berumput hijau mengelilingi areal villa tersebut. MRC memasang sebuah tenda dengan layar berukurang 2x2 meter untuk latar belakang infocus di halaman belakang. Lokasi tersebut selain dipakai untuk memutar video kecelakaan juga untuk presentasi Buku Panduan. Selebihnya dipakai juga untuk area renungan memperingati Kemerdekaan serta hiburan organ tunggal dengan dua artis local.
Diskusi Safety Riding
Sebelum memasuki puncak acara, perwakilan ATPM yakni PT Minerva Motor Indonesia (MMI) Pak Enjang menyampaikan terimakasih dan pemaparan mengenai ATPM tersebut. "Kami membuka diri untuk masukan dan saran serta siap melayani kebutuhan konsumen, khususnya para anggota MRC," ujar Enjang. Tanya jawab pun meluncur, termask soal kehadiran bengkel di wilayah masing-masing anggota MRC berada.
Acara menjadi lebih istimewa karena dibumbui diskusi keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding) oleh bro Edo Rusyanto, penggiat safety riding Road Safety Association (RSA). Diskusi yang digelar pada Minggu (16/8) malam juga disisipi tayangan audiovisual kecelakaan.
"Penekanan lebih kepada perilaku berkendara para bikers agar lebih saling menghargai di antara pengguna jalan," urai Edo. Selain itu, ulasan mengenai Undang Undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). UU tersebut pengganti UU No 14 tahun 1992 tentang hal yang sama.
Meluncurlah berbagai ulasan terkait perilaku buruk bikers seperti berkendara naik trotoar, merokok dan menelepon saat berkendara, melanggar garis putih dan zebra cross, serta blocking saat berkonvoy.
"Tapi bagaimana kalau polisi menyuruh kita maju melewati garis putih?" Tanya bro Deni, ketua region MRC Serang. Ia yang mengaku suka mengabaikan permintaan polisi itu berdalih takut membahayakan pengguna jalan lain. Bro Edo menjelaskan, polisis memiliki wewenang diskresi yakni keputusan yang bertolak belakang dengan peraturan demi keselamatan di jalan.
"Materinya top abis, menjadi kita lebih menghargai sesama," papar bro Ian, wakil ketua umum MRC.
Diskusi menjelang tengah malam di bawah alam terbuka dan dinginnya Puncak, Bogor juga disisipi dengan fakta-fakta angka kecelakaan di jalan Jakarta sepanjang Januari-Juli 2009. "Tiap hari di Jakarta 3 orang tewas atau secara total 642 orang dan rata-rata 18 kasus kecelakaan," papar bro Edo yang juga Penasihat MRC. Ia menekankan pentingnya persepsi memprioritaskan keselamatan ketika berkendara.
"Ya, setiap berkendara penting untuk menanamkan persepsi selamat sampai tujuan," kata bro Unang, ketua Region MRC Depok.
Bagi Dessy, salah seorang peserta wanita, diskusi mengenai safety riding membuat pencerahan agar para bikers tidak ugal-ugalan berkendara. "Anak muda kadang tidak memikirkan kepentingan orang lain,
bahkan dirinya sendiri," ujar gadis berparas ayu itu.
Panduan dan Renungan
Bro Irsan, ketua MRC memaparkan bahwa MRC telah mematangkan Buku Panduan organisasi yang menjadi acuan kiprah komunitas tersebut. “Panduan ini memberikan arahan bagaimana struktur organisasi, keuangan, tujuan, visi misi hingga sanksi bagi anggota,” ujar Irsan di hadapan puluhan anggota MRC.
Buku Panduan tersebut sudah terlontar ketika Bro Ery memimpin MRC pada periode 2008-2009. Menurut Irsan, usai Touring Merdeka 2009 Buku Panduan akan didistribusikan via surat elektronik kepada para pengurus region yang kini jumlahnya ada Sembilan yakni Jakarta, Bekasi, Bogor, Depok, Sukabumi, Bandung, Serang, Mataram, dan Medan.
Usai diskusi dan presentasi Buku Panduan, peserta touring dihibur oleh dua artis lokal dengan iringan organ. Hampir semua peserta touring larut dalam irama riang sang artis lokal yang sesekali meliuk sensual dengan alunan lagu dangdut. Sebagai pamungkas, jelang dinihari tanggal 17 Agustus, bro Edo memimpin renungan Kemerdekaan. “Mari kita sejenak menggandengkan tangan dan menundukkan kepala untuk mengenang arwah para pahlawan yang mengantarkan kita ke kehidupan yang merdeka saat ini,” ujar Edo.
Keesokan hari, selain menggelar lomba kelompok layaknya outbond, bro Mul selaku koordinator acara menggelar pertandingan futsal. Acara ditutup dengan lomba mencari kunci di kolam renang yang memiliki kedalaman 2,5 meter. Jelang pukul 14.00 WIB, peserta touring meluncur kembali ke kota masing-masing. Bravo MRC. (edo rusyanto)
sumber : http://edoibc.blogspot.com/2009/08/diskusi-safety-riding-dan-renungan.html